JAELANI RISNO (2011) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT SANITASI PERMUKIMAN DENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN BAMBANGLIPURO BANTUL PADA TAHUN 2011. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
Sampul.doc Download (133kB) |
|
Text
BAB I.docx Download (22kB) |
|
Text
BAB II.docx Download (28kB) |
|
Text
bab III.docx Restricted to Registered users only Download (38kB) |
|
Text
bab IV.docc.doc Restricted to Registered users only Download (85kB) |
|
Text
bab V.docx Download (18kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.docx Download (11kB) |
|
Text
LAMPIRAN.docx Restricted to Registered users only Download (10kB) |
|
Text
Lampiran 2.doc Restricted to Registered users only Download (79kB) |
|
Text
Lampiran 3.DOC Restricted to Registered users only Download (290kB) |
|
Text
Lampiran 4.docx Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Penyakit Chikungunya merupakan penyakit endemik. Jumlah kasus Chikungunya di kabupaten Bantul sebanyak 800 kasus. Untuk mengetahui jumlah kejadian Chikungunya, dilakukan survai mengenai tingkat sanitasi permukiman antara lain sarana lokasi, kualitas udara, kualitas tanah, sarana dan prasarana lingkungan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengukur kasus kejadian Chikungunya; mengetahui tingkat sanitasi permukiman; mengetahui lokasi; mengetahui kualitas udara; mengetahui kualitas tanah; dan mengetahui sarana dan prasarana lingkungan. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2011 dengan jumlah sampel 30 responden. Lokasi penelitian di Pedukuhan Destan Kecamatan Bambanglipuro Bantul. Pengambilan data melalui kuesioner dan chek list kondisi sanitasi permukiman, kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat sanitasi permukiman. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kejadian Chikungunya di Kecamatan Bambanglipuro. Hasil penelitian ini adalah jumlah kejadian Chikungunya sebanyak 17 kasus dari 30 responden. Sarana lokasi yang sehat sebanyak 16, sedangkan yang tidak sehat sebanyak 14. Kualitas udara yang sehat sebanyak 19, sedangkan yang tidak sehat sebanyak 11. Kualitas tanah yang sehat sebanyak 12, sedangkan yang tidak sehat sebanyak 18. Sarana dan prasarana yang sehat sebanyak 12, sedangkan yang tidak sehat sebanyak 18. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lokasi permukiman dengan kejadian chikungunya dengan nilai p = 0,003, ada hubungan yang bermakna antara udara permukiman dengan kejadian chikungunya dengan nilai p = 0,034, ada hubungan yang bermakna antara tanah permukiman dengan kejadian chikungunya dengan nilai p = 0,004, ada hubungan yang bermakna antara sarana dan prasarana lingkungan dengan kejadian chikungunya dengan nilai p = 0,016. Saran dari hasil penelitian ini antara lain masyarakat agar melakukan 3 M (mengubur, menguras, menutup) tempat yang menjadi perindukan vektor, pemantauan serta penyuluhan mengenai sanitasi permukiman. Selain itu, peneliti lain agar mengambil lokasi penelitian yang lebih luas.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Kesehatan Lingkungan > Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan |
Depositing User: | editor ed |
Date Deposited: | 01 Oct 2020 07:35 |
Last Modified: | 01 Oct 2020 07:35 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/4303 |
Actions (login required)
View Item |