Muna, Fina Aizzatul (2025) HUBUNGAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTAGEDE I KOTA YOGYAKARTA. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
![]() |
Text (Bagian Awal)
Awal.pdf Download (987kB) |
![]() |
Text (Abstract)
Abstract.pdf Download (288kB) |
![]() |
Text (BAB I)
Chapter1.pdf Download (282kB) |
![]() |
Text (BAB II)
Chapter2.pdf Download (633kB) |
![]() |
Text (BAB III)
Chapter3.pdf Restricted to Registered users only Download (340kB) |
![]() |
Text (BAB IV)
Chapter4.pdf Restricted to Registered users only Download (308kB) |
![]() |
Text (BAB V)
Conclusion.pdf Download (257kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
References.pdf Download (223kB) |
![]() |
Text (Lampiran)
Appendices.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Latar Belakang: Perkembangan sosial emosional yang optimal merupakan dasar penting bagi anak prasekolah dalam berinteraksi dengan lingkungan dan mengelola emosi. Stunting, sebagai salah satu faktor lingkungan, tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga berkaitan dengan hambatan perkembangan sosial emosional. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara stunting dengan perkembangan sosial emosional anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas Kotagede I, Kota Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan teknik purposive sampling pada 70 anak prasekolah yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok paparan (+) sebanyak 35 anak stunted dan kelompok paparan (–) sebanyak 35 anak non-stunted. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), dam analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square serta regresi logistik sederhana. Hasil Penelitian: Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa stunting memiliki dampak signifikan terhadap gangguan perkembangan sosial emosional. Anak yang stunting memiliki risiko 44,467 kali lebih besar mengalami gangguan abnormal dibandingkan anak yang tidak stunting (p=0,000). Untuk kategori borderline, stunting tidak menunjukkan hubungan yang bermakna (p=0,564), meskipun ada indikasi risiko lebih rendah (OR=0,511). Karakteristik seperti jenis kelamin anak dan status pekerjaan ibu turut memengaruhi hasil, sedangkan tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara stunting dengan gangguan perkembangan sosial emosional pada anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas Kotagede I, Kota Yogyakarta. Kata Kunci: stunting, perkembangan sosial emosional, anak prasekolah
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Kata Kunci/Keyword Abstrak: | Kata Kunci: stunting, perkembangan sosial emosional, anak prasekolah |
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyogya |
Date Deposited: | 11 Jul 2025 01:27 |
Last Modified: | 11 Jul 2025 01:27 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/19489 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |