AULIA, SYIFA (2025) ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. NS USIA 25 TAHUN G1P0AB0AH0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU DENGAN OLIGOHIDRAMNION DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNDONG. Laporan-Coc thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
AWAL.pdf Download (261kB) |
Text
SINOPSIS.pdf Download (100kB) |
Text
CHAPTER I.pdf Download (195kB) |
Text
CHAPTER II.pdf Restricted to Registered users only Download (432kB) |
Text
CAHPTER III.pdf Restricted to Registered users only Download (182kB) |
Text
CHAPTER IV.pdf Restricted to Registered users only Download (155kB) |
Text
REFERENCES.pdf Download (149kB) |
Text
APPENDICES.pdf Restricted to Registered users only Download (438kB) |
Abstract
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul tahun 2024, tercatat 8 kasus kematian ibu, sebagian besar terjadi pada masa nifas dan disebabkan oleh komplikasi seperti penyakit jantung dan perdarahan. Di wilayah kerja Puskesmas Pundong, salah satu masalah kehamilan yang menjadi perhatian adalah oligohidramnion, yakni kondisi cairan ketuban yang rendah yang berpotensi menimbulkan komplikasi serius pada ibu dan janin. Berdasarkan data Register KIA periode Januari–Februari 2025, tercatat 466 ibu hamil, 7 ibu bersalin, dan 15 ibu nifas, serta 208 bayi dan balita sakit. Sedangkan untuk jumlah kasus oligohidramnion 4, kondisi ini termasuk penyebab penting yang meningkatkan risiko komplikasi kehamilan di wilayah Bantul. Oleh karena itu, Puskesmas Pundong fokus meningkatkan pelayanan antenatal care dengan pemantauan ketat terhadap ibu hamil yang berisiko, khususnya pada kasus oligohidramnion. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Pundong terus ditingkatkan melalui pemantauan aktif masa kehamilan, persalinan, dan nifas, termasuk kunjungan rumah untuk deteksi dini faktor risiko kehamilan. Puskesmas Pundong juga menerapkan sistem asuhan kebidanan berkesinambungan (Continuity of Care) guna mendukung penurunan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Peran tenaga kesehatan, terutama bidan, sangat krusial dalam memberikan edukasi dan pemantauan rutin agar komplikasi seperti oligohidramnion dapat dideteksi sejak dini dan segera ditangani dengan tepat. Ny. NS seorang wanita berusia 25 tahun dengan status G1P0A0Ah0, menjalani pemeriksaan antenatal care (ANC) sebanyak 14 kali selama masa kehamilannya, dimulai pada usia kehamilan 10 minggu di Praktik Mandiri Bidan (PMB) dekat tempat tinggalnya. Selama pemeriksaan awal hingga trimester kedua, kondisi kehamilan dinyatakan normal. Namun, memasuki trimester ketiga, saat usia kehamilan 36 minggu, bidan PMB mencurigai adanya kelainan pertumbuhan janin karena tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai usia kehamilan dan gerakan janin terasa berkurang. Atas dasar temuan tersebut, Ny. NS dirujuk untuk pemeriksaan lanjutan di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, yakni Puskesmas Pundong. Pemeriksaan lanjutan dilakukan pada tanggal 24 Februari 2025, saat kehamilan memasuki usia 38 minggu. Pada kunjungan ANC pertama, ditemukan IMT ibu masuk dalam kategori overweight 27,7 kemudian ditemukan juga adanya oligohidramnion melalui pemeriksaan USG kemudian dikonfirmasi kembali pada kunjungan kedua. Karena kondisi ini, Ny. NS dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Bantul untuk penanganan lebih lanjut. Pada usia kehamilan 39 minggu, Ny. NS melahirkan secara normal pervaginam spontan di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Bayi lahir dalam kondisi sehat, dengan tangisan kuat segera setelah lahir, tonus otot yang aktif, warna kulit kemerahan, dan berat badan lahir 3270 gram yang masuk kategori Berat Badan Lahir Cukup (BBLC), Cukup Bulan (CB), serta Spontan Menangis Kuat (SMK). Pada masa neonatus, bayi sempat mengalami penurunan berat badan pada hari kedua, namun kondisi ini membaik dan berat badan bayi meningkat kembali pada hari kesembilan. Selama masa nifas, Ny. NS tidak mengeluhkan masalah kesehatan dan menerima penyuluhan (KIE) yang sesuai dengan tahapan masa nifas. Ibu memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi kondom sebagai metode KB sementara. Ia juga berencana untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan bidan dan suaminya mengenai penggunaan KB IUD setelah masa nifas selesai. Keseluruhan proses asuhan kebidanan ini menunjukkan bahwa meskipun masalah oligohidramnion terdeteksi saat kunjungan ANC terakhir, pendampingan dan rujukan yang tepat mampu menjamin kelahiran bayi yang sehat dan proses nifas yang baik. Pendekatan komprehensif dari pemeriksaan kehamilan hingga perencanaan KB pascapersalinan menjadi kunci dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi.
Item Type: | Thesis (Laporan-Coc) |
---|---|
Kata Kunci/Keyword Abstrak: | kehamilan, keluarga berencana, anc |
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Pendidikan Profesi Bidan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyogya |
Date Deposited: | 28 Aug 2025 02:28 |
Last Modified: | 28 Aug 2025 02:28 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/20992 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |