Sri Suryani, Astuti (2025) HUBUNGAN KELAHIRAN PRETERM DENGAN IKTERUS NEONATORUM FISIOLOGIS DI RSUD KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2023-2024. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
![]() |
Text
awal.pdf Download (395kB) |
![]() |
Text
abstrac.pdf Download (155kB) |
![]() |
Text
chapter 1.pdf Download (154kB) |
![]() |
Text
chapter 2.pdf Download (242kB) |
![]() |
Text
chapter 3.pdf Restricted to Registered users only Download (245kB) | Request a copy |
![]() |
Text
chapter 4.pdf Restricted to Registered users only Download (185kB) | Request a copy |
![]() |
Text
conclusion.pdf Download (125kB) |
![]() |
Text
references.pdf Download (105kB) |
![]() |
Text
appendices.pdf Restricted to Registered users only Download (827kB) | Request a copy |
![]() |
Text
SKRIPSI Sri Suryani Astuti 11 juli 2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: Kematian neonatal di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan serius, dengan angka yang cukup tinggi terutama akibat komplikasi prematuritas. Di RSUD Kota Yogyakarta, angka kelahiran preterm masih tergolong tinggi, sehingga meningkatkan risiko terjadinya ikterus neonatorum. Ikterus neonatorum, jika tidak ditangani secara tepat, dapat berkembang menjadi kern ikterus yang berisiko menimbulkan kejang hingga kematian. Tujuan: Mengetahui hubungan dan odds ratio antara kelahiran preterm dengan kejadian ikterus neonatorum fisiologis di RSUD Kota Yogyakarta tahun 2023– 2024. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain case-control. Sampel berjumlah 144 bayi, terdiri dari 72 kasus (bayi dengan ikterus neonatorum fisiologis) dan 72 kontrol (bayi tanpa ikterus). Data sekunder diperoleh dari rekam medis dan sistem informasi rumah sakit. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil: Pada kelompok preterm, 62,5% bayi mengalami ikterus neonatorum fisiologis, sedangkan pada bayi cukup bulan, 43,75% mengalami ikterus. Hal ini menunjukkan sebagian besar bayi lahir preterm mengalami ikterus neonatorum. Uji chi-square menunjukkan p=0,034 (p<0,05) dengan nilai odds ratio (OR)=2,143 (CI 95%: 1,054–4,358), yang berarti bayi preterm memiliki risiko 2,14 kali lebih besar untuk mengalami ikterus dibandingkan bayi cukup bulan. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara kelahiran preterm dan kejadian ikterus neonatorum fisiologis. Kata kunci: Kelahiran preterm, ikterus neonatorum fisiologis, bayi baru lahir, RSUD Kota Yogyakarta.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Kata Kunci/Keyword Abstrak: | kelahiran preterm, ikterus neonatorum fisiologis, bayi baru lahir |
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyogya |
Date Deposited: | 23 Jul 2025 07:02 |
Last Modified: | 23 Jul 2025 07:02 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/19788 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |