Syafitra, Fina (2025) ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. A USIA 24 TAHUN G1P0AB0AH0 DENGAN KEHAMILAN POSTTERM DI PUSKESMAS BANGUNTAPAN II, BANTUL, DIY. Laporan-Coc thesis, POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA.

[img] Text (Awal)
Awal.pdf

Download (293kB)
[img] Text (Chapter 1)
Chapter 1 .pdf

Download (220kB)
[img] Text (Chapter 2)
Chapter 2 .pdf
Restricted to Registered users only

Download (580kB)
[img] Text (Chapter 3)
Chapter 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (383kB)
[img] Text (Conclusion)
Conclusion.pdf

Download (196kB)
[img] Text (References)
References.pdf

Download (437kB)
[img] Text (Appendices)
Appendices.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2020, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 189 per 100.000 kelahiran hidup, sementara Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 16,85 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kematian ibu dan bayi di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, tercatat 4.005 kasus kematian ibu, yang kemudian meningkat menjadi 4.129 kasus pada tahun 2023. Sementara itu, jumlah kematian bayi juga mengalami kenaikan dari 20.882 kasus. Angka Kematian Ibu (AKI) di D.I.Yogyakarta sendiri pada tahun 2021 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2020. Menurut data dari KESGA DIY sebanyak 131 kematian terjadi di tahun 2021, jumlah ini 3 kali lipat lebih banyak daripada tahun 2020 yang menunjukkan angka 40 kematian. Berdasarkan data statistik, angka kematian dalam kehamilan postterm lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan cukup bulan. Risiko kematian janin meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan, di mana pada usia kehamilan 43 minggu, angka kematian bayi (AKB) mencapai 3,3%, dan pada usia 44 minggu, AKB meningkat menjadi 6,6%. Hal ini menunjukkan pentingnya pemantauan ketat dan intervensi yang tepat pada kehamilan postterm untuk mengurangi risiko komplikasi dan kematian janin.8 Kehamilan postterm memiliki hubungan erat dengan peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas perinatal, serta makrosomia. Meskipun angka kematian ibu cenderung menurun, angka kematian perinatal akibat kehamilan postterm masih cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa 30% kematian janin terjadi sebelum persalinan, 55% selama persalinan, dan 15% setelah lahir. Selain itu, bayi baru lahir dari kehamilan postterm juga berisiko mengalami berbagai komplikasi, seperti suhu tubuh yang tidak stabil, hipoglikemia, polisitemia, dan gangguan neurologis. Oleh karena itu, pemantauan ketat terhadap ibu hamil postterm serta intervensi yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan keselamatan ibu serta bayi. Penanganan kehamilan postterm umumnya diawali dengaN induksi persalinan untuk merangsang kontraksi rahim agar persalinan terjadi secara normal. Induksi dilakukan jika tidak ada kontraindikasi seperti Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) atau kondisi lain yang mengharuskan operasi. Jika setelah induksi persalinan tidak terjadi kemajuan atau terdapat tanda gawat janin, maka tindakan sectio caesarea akan dilakukan. Pada saat kunjungan antenatal care (ANC), ditemukan seorang ibu G1P0AB0AH0 dengan kehamilan postterm yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Banguntapan II. Pada tanggal 11 Maret 2025, Ny. A melahirkan secara spontan dengan induksi di RSI Hidayatullah. Selama masa nifas, ibu tidak mengalami komplikasi, namun pada kunjungan pertama setelah persalinan, ibu mengeluhkan nyeri pada area jahitan serta menghadapi kendala dalam produksi ASI. Bayi lahir dengan berat badan 3.030 gram, panjang badan 48 cm, cukup bulan, dan tanpa komplikasi. Sebagai metode kontrasepsi, ibu memilih KB IUD post plasenta. Pemantauan terhadap kondisi ibu dan bayi dilakukan melalui kunjungan nifas serta kunjungan neonatus yang dilaksanakan secara daring melalui WhatsApp maupun kunjungan rumah, guna memastikan ibu dan bayi berada dalam keadaan sehat serta mendapatkan perawatan yang optimal. Kesimpulan dari asuhan ini adalah ibu hamil primigravida dengan kehamilan postterm yang mendapatkan perawatan di Puskesmas Banguntapan II, Bantul, DIY. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, bidan disarankan untuk memperkuat asuhan berkesinambungan dengan melakukan pemantauan kesehatan ibu dan janin secara lebih ketat, serta memberikan konseling yang intensif. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi sedini mungkin selama kunjungan ANC, sehingga intervensi yang diperlukan dapat segera dilakukan demi keselamatan ibu dan bayi.

Item Type: Thesis (Laporan-Coc)
Kata Kunci/Keyword Abstrak: Postterm, Kehamilan, Asuhan Kebidanan
Subjects: R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Pendidikan Profesi Bidan
Depositing User: Mahasiswa Polkesyogya
Date Deposited: 11 Jun 2025 03:06
Last Modified: 11 Jun 2025 03:06
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/18701

Actions (login required)

View Item View Item