FAKTOR RISIKO INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING TAHUN 2010

YOHANES VIANEY OLA (2010) FAKTOR RISIKO INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING TAHUN 2010. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

[img] Text
HALAMAN DEPAN.rtf

Download (3MB)
[img] Text
ISI.rtf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
LAMPIRAN.rtf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
Official URL: http://poltekkesjogja.ac.id

Abstract

Salah satu masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi Puskesmas Gamping I Sleman pada tahun 2010 ini adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita. Jumlah kasus ini mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2009 terdapat 6751 kasus dan merupakan peringkat pertama dari sepuluh besar penyakit di Puskesmas tersebut. Penyakit ISPA dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu kondisi rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fakto-faktor risiko ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan retrospektif menggunakan desain case control study. Sampel ditentukan berdasarkan hasil diagnosa pada rekam medik di Puskesmas dan dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kasus adalah balita penderita ISPA dan kelompok kontrol adalah balita tidak penderita ISPA. Lokasi penelitian ini berada di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dengan objek penelitian kamar tidur balita. Instrumen yang digunakan berupa luxmeter, thermohygrometer dan meteran untuk menghitung luas ventilasi, serta kuesioner untuk mengetahui status gizi, status imunisasi, riwayat penyakit kronis, keadaan sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan ibu balita. Analisa data menggunakan uji statistik Odds Ratio dan Mantel Haenzel dengan taraf signifikansi 95%. Odds ratio untuk masing-masing faktor yaitu : kepadatan hunian : 1,00 (95% CI = 0,282 – 3,544; p value = 1,00), pencahayaan : 9,333 (95% CI = 2,847 – 30,602; p value < 0,001), suhu : 4,375 (95% CI = 1,320 – 14,504; p value = 0,025), kelembaban : 24,750 (95% CI = 5,856 – 104,606; p value < 0,001), luas ventilasi : 20,00 (95% CI = 5,385 – 74,298; p value < 0,001). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kepadatan hunian kamar tidur bukan faktor risiko ISPA pada balita, sedangkan pencahayaan, suhu, kelembaban, dan luas ventilasi kamar tidur merupakan faktor risiko ISPA pada balita. Oleh sebab itu sebaiknya warga Desa Ambarketawang menambah luas ventilasi rumah dan membiasakan diri untuk membuka jendela pada siang hari, serta memperbaiki kondisi lantai dan dinding rumah yang tidak kedap air. Kata Kunci : Faktor Risiko, ISPA, Balita

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Kesehatan Lingkungan > Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Depositing User: editor ed
Date Deposited: 29 Sep 2020 01:35
Last Modified: 29 Sep 2020 01:35
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/4198

Actions (login required)

View Item View Item