Alifta, Nursafira (2025) EFEKTIVITAS VARIASI MODEL ALAT PIROLISIS PEMBAKARAN KULIT KAKAO PADA PEMBUATAN BIOARANG DAN ASAP CAIR DI DESA NGLANGGERAN. KODEPRODI13351#SANITASI LINGKUNGAN D4, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Text
AWALAN.pdf

Download (472kB)
Text
ABSTRACT.pdf

Download (200kB)
Text
BAB I.pdf

Download (243kB)
Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (453kB)
Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (277kB)
Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (241kB)
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (179kB)
Text
KESIMPULAN.pdf

Download (157kB)
Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
Text
SKRIPSI ALIFTA NURSAFIRA - FULL.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
Text
Naskah Publikasi.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (403kB)
Official URL: http://poltekkesjogja.ac.id

Abstract

Latar Belakang :. Limbah kulit kakao merupakan hasil samping dari pertanian kakao yang jumlahnya melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu metode pengolahan limbah organik tersebut adalah dengan teknologi pirolisis untuk menghasilkan bioarang dan asap cair. Variasi model alat pirolisis di duga memengaruhi kuantitas produk yang dihasilkan. Desa Nglanggeran belum melakukan pengelolaan sampah kulit kakao dan tidak dimanfaatkan hanya dibiarkan begitu saja di area perkebunan serta menimbulkan bau tidak sedap. Oleh sebab itu penelitian ini berinisiatif ingin mengurangi pencemaran, lingkungan dan memanfaatkan limbah kulit kakao yang tidak digunakan dengan cara mengubah kulit kakao menjadi bioarang dengan proses pirolisis dan mengkonversikan asap buangan menjadi asap cair. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas variasi model alat pirolisis terhadap kuantitas bioarang dan asap cair dari kulit kakao. Metode : Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain post-test only without control group. Dua model alat pirolisis diuji: model a (saluran asap siku 90°) dan model b (saluran asap melengkung 180°). Masing-masing alat digunakan untuk memproses 1.000 gram kulit kakao kering, dengan enam kali pengulangan. Hasil bioarang ditimbang dalam gram dan asap cair diukur dalam mililiter. Data dianalisis secara deskriptif dan menggunakan uji independent t-test untuk mengetahui signifikansi perbedaan. Hasil : Rata-rata kuantitas bioarang tertinggi diperoleh pada alat pirolisis model a sebesar 305,8 gram, sedangkan rata-rata asap cair tertinggi diperoleh pada model b sebesar 100,8 mililiter. Hasil uji t-test menunjukkan terdapatperbedaan signifikan pada kuantitas bioarang antara kedua model alat (p = 0,013), namun tidak terdapat perbedaan signifikan pada kuantitas asap cair (p = 0,088). Kesimpulan : Alat pirolisis model a lebih efektif menghasilkan bioarang, sedangkan model b lebih efektif menghasilkan asap cair. Penelitian ini menunjukkan bahwa variasi desain alat pirolisis berpengaruh terhadap hasil akhir produk pengolahan limbah kulit kakao.

Item Type: Other
Kata Kunci/Keyword Abstrak: Kata Kunci : kulit kakao, pirolisis, bioarang, asap cair, variasi alat
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Kesehatan Lingkungan > Program Studi Sarjana Terapan Sanitasi Lingkungan
Depositing User: Mahasiswa Polkesyogya
Date Deposited: 12 Nov 2025 04:07
Last Modified: 12 Nov 2025 04:07
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/21477

Actions (login required)

View Item View Item