JUWARININGSIH, RITA (2025) HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 0-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINGGIR SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2024. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
1 cover+abstrak .pdf Download (824kB) |
Text
abstrack.pdf Download (824kB) |
Text
BAB I.pdf Download (320kB) |
Text
2 BAB II.pdf Download (451kB) |
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (550kB) |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (563kB) |
Text
BAB V .pdf Download (286kB) |
Text
DAFPUS.pdf Download (421kB) |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Latar Belakang: Stunting adalah masalah gizi kronis yang menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Salah satu faktor risikonya adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Di Sleman, prevalensi stunting mencapai 16%, dan Puskesmas Minggir mencatat angka tertinggi sebesar 8,5%, dengan kasus BBLR sebesar 6,3%. Kondisi ini menunjukkan pentingnya pencegahan stunting sejak kehamilan, terutama pada bayi dengan risiko BBLR. Dampak jangka panjang BBLR dan stunting antara lain hambatan pertumbuhan, keterlambatan kognitif, peningkatan risiko penyakit, serta masalah perilaku dan emosional. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Stunting pada baduta usia 0–24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Minggir Sleman Yogyakarta tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain case-control. Sampel adalah baduta usia 0–24 bulan yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Minggir. Data diperoleh melalui data rekam medis dan Buku KIA baduta usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Minggir. Analisis hubungan antara BBLR dan kejadian Stunting dilakukan menggunakan uji chi-square, OR dan regresi. Hasil: Riwayat BBLR berhubungan dengan kejadian Stunting pada baduta di Puskesmas Minggir, dengan risiko hampir 3 kali lebih tinggi. Ibu dari anak Stunting cenderung memiliki paritas tinggi, usia kehamilan berisiko, anemia, dan status gizi kurang. Faktor yang berhubungan meliputi paritas, usia ibu, anemia, dan kehamilan risiko tinggi. Riwayat BBLR merupakan faktor paling dominan, kehamilan risiko tinggi, tinggi badan pendek, usia ibu berisiko, dan paritas. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara BBLR dengan kejadian Stunting. Hasil ini menunjukkan pentingnya upaya pencegahan BBLR sejak masa kehamilan melalui pemantauan status gizi dan kesehatan ibu untuk menurunkan risiko Stunting pada anak. Kata kunci: Bayi Berat Lahir Rendah, Baduta, Stunting.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Kata Kunci/Keyword Abstrak: | Bayi Berat Lahir Rendah, Baduta, Stunting |
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyogya |
Date Deposited: | 06 Aug 2025 06:21 |
Last Modified: | 06 Aug 2025 06:21 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/20255 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |