SUDARTANTA, SUDARTANTA (2025) PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN BTA METODE KONVENSIONAL DAN METODE PENGENCERAN N-ACETYL-L-CYSTEIN 2% PADA PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
|
Text
1.COVER SKRIPSI.pdf Download (562kB) |
|
Text
2.ABSTRACT.pdf Download (14kB) |
|
Text
3.CHAPTER 1.pdf Download (93kB) |
|
Text
4.CHAPTER 2.pdf Restricted to Registered users only Download (371kB) Request a copy |
|
Text
5.CHAPTER 3.pdf Restricted to Registered users only Download (361kB) Request a copy |
|
Text
6.CHAPTER 4.pdf Restricted to Registered users only Download (256kB) Request a copy |
|
Text
7.CHAPTER 5.pdf Download (14kB) |
|
Text
9.REFERENCES.pdf Download (156kB) |
|
Text
8.APPENDICES.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) Request a copy |
Abstract
Latar belakang: Pemeriksaan mikroskopis BTA (Basil Tahan Asam) dengan pewarnaan Ziehl Neelsen merupakan metode skrining utama dalam diagnosis tuberkulosis (TB) di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Namun, viskositas sputum yang tinggi sering kali menghambat efektivitas pemeriksaan. Penggunaan N-Acetyl-L-Cystein (NALC) sebagai agen mukolitik dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan sensitivitas deteksi BTA. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan BTA metode konvensional dan metode pengenceran NALC 2% pada pewarnaan Ziehl-Neelsen. Metode: Penelitian ini merupakan kuasi-eksperimen laboratorium dengan desain pretest-posttest non-equivalent control group. Sampel sputum dari 30 pasien suspek TB diperiksa terlebih dahulu menggunakan metode konvensional (pretest), kemudian diproses kembali dengan metode pengenceran menggunakan N-Acetyl-L-Cystein (NALC) 2% dan sentrifugasi (posttest). Kedua hasil pemeriksaan tersebut kemudian dibandingkan secara mikroskopis setelah pewarnaan Ziehl Neelsen. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank. Hasil: Dari 30 sampel, 9 sampel (30%) menunjukkan hasil positif pada kedua metode, 3 sampel (10%) hanya positif pada metode NALC, dan 18 sampel (60%) negatif pada kedua metode. Tidak ditemukan sampel yang hanya positif pada metode konvensional. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai Z sebesar -2,803 dan nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0,005 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua metode. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pemeriksaan mikroskopis BTA menggunakan metode konvensional dan metode pengenceran sputum dengan N-Acetyl-L-Cystein (NALC) 2% pada pewarnaan Ziehl-Neelsen. Kata kunci: Tuberkulosis, BTA, Ziehl-Neelsen, NALC, pengenceran sputum.
| Item Type: | Thesis (Skripsi) |
|---|---|
| Kata Kunci/Keyword Abstrak: | Tuberkulosis, BTA, Ziehl-Neelsen, NALC, pengenceran sputum. |
| Subjects: | Q Science > QD Chemistry Q Science > QR Microbiology R Medicine > RZ Other systems of medicine T Technology > TP Chemical technology |
| Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Teknologi Laboratorium Medis > Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis |
| Depositing User: | Mahasiswa Polkesyogya |
| Date Deposited: | 21 Aug 2025 06:10 |
| Last Modified: | 21 Aug 2025 06:10 |
| URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/20207 |
Actions (login required)
 |
View Item |
