Hayati, A. Aryuni (2025) PENGGUNAAN MINYAK ZAITUN SEBAGAI AGEN DEPARAFINISASI TERHADAP KUALITAS PEWARNAAN HEMATOKSILIN EOSIN PADA JARINGAN HEPAR MENCIT (Mus musculus). Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
Awal.pdf Download (2MB) |
Text
Abstract.pdf Download (190kB) |
Text
Chapter1.pdf Download (629kB) |
Text
Chapter2.pdf Restricted to Registered users only Download (670kB) Request a copy |
Text
Chapter3.pdf Restricted to Registered users only Download (620kB) Request a copy |
Text
Chapter4.pdf Restricted to Registered users only Download (834kB) Request a copy |
Text
Conclusion.pdf Download (385kB) |
Text
References.pdf Download (623kB) |
Text
Appendices.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) Request a copy |
Abstract
Latar Belakang: Deparafinisasi merupakan tahap penting dalam proses pewarnaan jaringan histologi yang bertujuan untuk menghilangkan parafin sebelum proses pewarnaan. Xylol yang digunakan sebagai agen deparafinisasi standar diketahui memiliki efek toksik bagi kesehatan. Minyak zaitun digunakan sebagai alternatif agen deparafinisasi yang lebih aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Tujuan: Mengetahui kualitas pewarnaan hematoksilin eosin dengan parameter kejelasan warma inti sel dan sitoplasma, keseragaman pewarnaan dan kejernihan pewarnaan pada jaringan hepar mencit (Mus musculus) yang menggunakan minyak zaitun sebagai agen alternatif deparafinisasi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan observasional. Sampel berupa jaringan hepar mencit dibagi dalam dua kelompok, yaitu deparafinisasi menggunakan xylol dan minyak zaitun. Kualitas pewarnaan hematoksilin eosin dinilai berdasarkan parameter kejelasan warna inti, kejelasan warna sitoplasma, keseragaman pewarnaan dan kejernihan pewarnaan menggunakan sistem skoring dan dianalisis secara deskriptif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil deparafinisasi preparat menggunakan minyak zaitun dengan pemanasan 60°C selama 10 menit menghasilkan kualitas pewarnaan yang baik dan setara dengan xylol. Hasil kualitas pewarnaan Hematoksilin Eosin yang meliputi kejelasan warna inti, kejelasan warna sitoplasma, keseragaman pewarnaan, dan kejernihan pewarnaan pada kedua kelompok perlakuan mendapatkan skor tertinggi. Kesimpulan: Minyak zaitun dengan pemanasan pada suhu 60°C selama 10 menit efektif sebagai pengganti xylol pada proses deparafinisasi, menghasilkan kualitas pewarnaan Hematoksilin-Eosin yang baik pada jaringan hepar mencit. Kata Kunci: Minyak zaitun, xylol, deparafinisasi, hematoksilin eosin.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Kata Kunci/Keyword Abstrak: | Minyak zaitun, xylol, deparafinisasi, hematoksilin eosin. |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) R Medicine > RZ Other systems of medicine |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Teknologi Laboratorium Medis > Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyogya |
Date Deposited: | 21 Oct 2025 01:03 |
Last Modified: | 21 Oct 2025 01:03 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/19074 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |