Wulandari, Ratna (2025) Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. S Usia 24 tahun G1P0AB0AH0 dengan KEK, Anemia dan Preeklampsia di Puskesmas Tepus I. Laporan-Coc thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
Awal.pdf.pdf Download (1MB) |
Text
Abstract.pdf.pdf Download (27kB) |
Text
Chapter 1.pdf.pdf Download (65kB) |
Text
Chapter 2.pdf.pdf Download (279kB) |
Text
Chapter 3.pdf.pdf Restricted to Registered users only Download (95kB) |
Text
Chapter 4.pdf.pdf Restricted to Registered users only Download (27kB) |
Text
Reference.pdf.pdf Download (51kB) |
Text
Appendices.pdf.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Berdasarkan data dari Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), sistem pencatatan kematian ibu Kementerian Kesehatan, jumlah kematian ibu pada tahun 2022 mencapai 4.005 dan di tahun 2023 meningkat menjadi 4.129. Sementara itu, untuk kematian bayi pada 2022 sebanyak 20.882 dan pada tahun 2023 tercatat 29.945. Berdasarkan data dari Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), dan infeksi (207 kasus). Preeklampsia saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu di masa kehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada masa kehamilan. Anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan serta infeksi yang merupakan faktor kematian ibu (Kemenkes, 2018). Kematian ibu dan bayi merupakan ukuran terpenting dalam menilai indikator keberhasilan pelayananan kesehatan di Indonesia. Salah satu upaya dalam mengurangi AKI dan AKB yaitu dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif (continuity of care). Ny. S usia 24 tahun G1P0Ab0Ah0 selama kehamilannya melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 2 kali, pendampingan pada Ny. S dilakukan pada saat usia kehamilan 34+1 minggu di Puskesmas Tepus I. Ny. S terlambat memeriksakan kehamilannya yaitu pada usia kehamilan 27 minggu dan sejak saat itu juga ditemukan adanya faktor risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK), Anemia, Terlalu Pendek, serta komplikasi Preeklampsia. Berdasarkan Kartu Skor Poedji Rochjati, kasus Ny. S mendapat skor 14 dan dikategorikan dalam Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) sehingga Ny. S memerlukan tindakan lebih lanjut oleh SpOG di rumah sakit. Ny. S bersalin di RSUD Wonosari dengan tindakan Sectio Caesarea . (SC). Bayi Ny. S lahir dengan masalah BBLR dan Asfiksia. By. Ny. S lahir dengan berat 2330 gram dan panjang badan 44 cm. Bayi lahir tidak langsung menangis dan warna kulit kebiruan sehingga dilakukan tindakan resusitasi hingga bayi dapat menangis spontan. Pada masa neonatus, tidak mengalami masalah, setiap kontrol bayi mengalami kenaikan berat badan. Pada masa nifas, Ny. S tidak mengalami masalah dan komplikasi, tekanan darahnya juga berangsur stabil. Ny. S berencana tidak menggunakan kontrasepsi paska melahirkan karena belum mempunyai suami. Kata kunci : COC. Asuhan berkesinambungan.Asuhan Kebidanan Komplikasi
Item Type: | Thesis (Laporan-Coc) |
---|---|
Kata Kunci/Keyword Abstrak: | COC. Asuhan berkesinambungan.Asuhan Kebidanan Komplikasi |
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Pendidikan Profesi Bidan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyogya |
Date Deposited: | 15 Jul 2025 04:43 |
Last Modified: | 15 Jul 2025 04:43 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/18813 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |