Saputro, Robert Adi (2024) PEMANTAUAN SUHU NASOFARING TERHADAP KEJADIAN HIPERTERMI PADA PASIEN YANG DILAKUKAN TINDAKAN KRANIOTOMI DENGAN TEKNIK ANESTESI UMUM DI RS DR. M. SOEWANDHIE SURABAYA. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
1. Awal.pdf Download (5MB) |
|
Text
2. Abstract.pdf Download (26kB) |
|
Text
3. Chapter 1.pdf Download (155kB) |
|
Text
4. Chapter 2.pdf Restricted to Registered users only Download (638kB) |
|
Text
5. Chapter 3.pdf Restricted to Registered users only Download (134kB) |
|
Text
6. Chapter 4.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) |
|
Text
7. Conclusion.pdf Download (82kB) |
|
Text
8. References.pdf Download (53kB) |
|
Text
9. Appendics.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Latar Belakang : Kraniotomi adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan membuka tulang tengkorak untuk memberikan akses secara langsung ke otak. Sebuah studi observasional retrospektif menunjukkan adanya kejadian hipertermia ringan pada kasus kraniotomi, dimana pasien awalnya pada kondisi normotermik. Kejadian Hipotermia dan hipertermia selama durante operasi dapat berpotensi merugikan pasien. Oleh karena itu, pengukuran suhu selama perioperatif yang akurat dan berkesinambungan diperlukan untuk mendeteksi dan mengobati gangguan pada suhu tubuh. Tujuan : mengetahui efektifitas monitoring suhu nasofaring terhadap kejadian hipertermia pada pasien yang dilakukan tindakan kraniotomi dengan teknik anestesi umum. Metode : pemantauan suhu nasofaring terhadap kejadian hipertermi pada pasien yang dilakukan tindakan kraniotomi dengan teknik anestesi umum. Hasil : Pemantauan suhu nasofaring dimulai dari pembiusan sampai pasien selesai operasi dan di pindahkan ke intensif care unit. Selama operasi kranitomi, pada pukul 07.50 terjadi peningkatan suhu pada tn. M menjadi 37,80C. Setelah diberikan intervensi cooling eksternal, suhu nasofaring turun menjadi 37,10C pada pukul 08.00. Begitu juga pada ny. W yang mengalami peningkatan suhu menjadi 37,5 0C pada pukul 16.05, pasien diberikan cooling ekternal tetapi suhu tetap meningkat menjadi 38,80C pada pukul 16.10. Sehingga penulis berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik. Pada pukul 16.20 suhu nasofaring pada Ny. W telah menunjukkan adanya penurunan menjadi 37,20C. Kesimpulan : Pelaksanaan pemantauan suhu nasofaring terhadap kejadian hipertermi selama intra operasi pada pasien kraniotomi adalah salah satu cara untuk mengatasi dan mencegah terjadinya RK hipertermi,. Sehingga selama operasi berlangsung peningkatan suhu tubuh tidak terjadi atau teratasi. Kata kunci : pemantauan suhu, kraniotomi, hipertermi, anestesi umum.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | pemantauan suhu, kraniotomi, hipertermi, anestesi umum |
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Keperawatan > Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyo |
Date Deposited: | 26 Aug 2024 06:43 |
Last Modified: | 26 Aug 2024 06:43 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/17517 |
Actions (login required)
View Item |