NUR ARIFAH, KHOIRIN (2023) ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. C USIA 34 TAHUN G5P3AB1AH3 DENGAN RESIKO TINGGI MULTIGRAVIDA DI PUSKESMAS IMOGIRI I. Other thesis, POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA.
Text
COC_SEMSUS_Khoirin Nur A_P07124522125.pdf Download (4MB) |
Abstract
SINOPSIS Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. C Usia 34 Tahun G5P3AB0AH3 Dengan Resiko Tinggi Mutigravida di Puskesmas Imogiri I Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan suatu negara. Menurut World Health Organization (WHO) AKI sangat tinggi sekitar 830 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu di negara berkembang adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan 12 per 100.000 kelahiran hidup di negara maju. AKI menjadi indikator dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan masih fokus dalam upaya menurunkan AKI. Komitmen global menyepakati dalam SDGs untuk mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2030 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 angka kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus sebesar 14.623 kasus. Indonesia indikator AKI (per 100.000 kelahiran hidup) dari 390 pada tahun 1991 menjadi 230 pada tahun 2020 atau turun -1,80 persen per tahun. Meski mengalami penurunan, AKI masih belum mencapai target MDGS tahun 2015, yaitu 102 dan SDGs tahun 2030, yaitu kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup. Pada indikator AKB, data menunjukkan tren menurun dari 68 pada tahun 1991 menjadi 24 pada tahun 2017 atau turun -3,93 persen per tahun. Sama halnya dengan AKI, angka penurunan AKB belum mencapai target MDGs tahun 2015 yaitu 23 dan target SDGs Tahun 2030. Di tengah situasi pandemi COVID-19, angka kematian ibu dan bayi melonjak. Angka kematian ibu meningkat sebanyak 300 kasus dari 2019 menjadi sekitar 4.400 kematian pada 2020 sedangkan kematian bayi pada 2019 sekitar 26.000 kasus meningkat hampir 40 persen menjadi 44.000 kasus pada 2020.1 Jumlah kematian ibu di DIY tahun 2014 (40 ibu) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 (46 ibu). Pada tahun 2015 penurunan jumlah kematian ibu sangat signifikan hingga menjadi sebesar 29 kasus. Namun pada tahun 2016 kembali naik tajam menjadi 39 kasus dan kembali sedikit turun menjadi 34 pada tahun 2017, namun naik lagi di tahun 2018 menjadi 36 di tahun 2019 kasus kematian ibu hamil di angka yang sama dengan tahun sebelumnya.2 Profil kesehatan kebupaten Bantul angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2017 turun dibandingkan pada tahun 2016 yaitu 12 kasus. Angka kematian ibu pada tahun 2017 sebanyak 9 kasus. Pada 2018 AKI mencapai 14 kasus, 2019 sempat turun 13 kasus, namun pada 2020 naik lagi menjadi 20 orang dan puncaknya pada 2021 ini sampai 43 orang.3 Angka Kematian Ibu di Indonesia ini kemungkinan disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung obsetri yaitu komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Hipertensi pada kehamilan 32%, komplikasi peurpurium 31%, perdarahan postpartum 20%, lain lain 7% dan partus lama 1%). Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan sebanyak 1.280 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.066 kasus, infeksi sebanyak 207 kasus.4 Kematian Ibu di DIY pada tahun 2019 sebanyak 36 kasus, dimana yang terbanyak terjadi di Kabupaten Bantul sebanyak 13 kasus, Kabupaten Kulon Progo sebanyak 5 kasus dan terendah di Kota Yogyakarta sebanyak 4 kasus. Penyebab kematian ibu yang paling banyak ditemukan di DIY adalah karena Penyakit lain-lain 18 kasus, perdarahan 8 kasus, hipertensi dalam kehamilan 2 kasus, infeksi 2 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah 6 kasus. 5 Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis tetapi dalam prosesnya terdapat kemungkinan terjadi keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian, sehingga diperlukan asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur minimal empat kali selama hamil, pertolongan persalinan di tenaga kesehatan, melakukan kunjungan neonatus, ibu pasca bersalin dan memilih alat kontrasepsi yang sesuai pilihan sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Ny. C merupakan salah seorang ibu hamil yang mendapatkan asuhan kebidanan berkesinambungan sejak masa hamil hingga pemilihan kontrasepsi yang akan digunaan pada masa nifas di Puskesmas Imogiri1. Pemantauan asuhan kebidanan kehamilan Ny. C dilakukan tiga kali dengan pemeriksaan di puskesmas dan pemantauan lewat whatapps pada tanggal 15 Desember 2022, 21 Januari 2023 dan 10 Maret 2023 dengan keluhan sering BAK dan pegal-pegal, selain itu keluhan juga dirasakan Ny. C menjelang persalinan yaitu perut mulas dan kenceng. Pada tanggal 3 April 2023 proses persalinan Ny. C terjadi pada usia kehamilan 40 minggu 2 hari ditolong oleh bidan, proses persalinan berjalan dengan baik dan tidak ada penyulit. Keluhan sering BAK dan pegal-pegal pada kehamilan trimester III, mules dan perut kenceng menjelang persalinan merupakan keluhan fisiologis dan sebagai tanda mulainya proses persalinan. Ny. C mengalami laserasi perineum dengan penjahitan. Bayi Ny. C lahir spontan dengan kondisi baik, BB 3400 gram, PB 50 cm, dan tidak ditemukan kelainan fisik. Masa nifas Ny. C berlangsung normal dengan dilakukan kunjungan empat kali pada tanggal 3 April 2023 sampai tanggal 2 Mei 2023, hasil pemantauan jahitan perineum baik dan tidak ada tanda infeksi. Ny. C memilih menggunakan KB IUD sesuai pilihannya. Pemasangan KB IUD dilakukan pasca persalinan. Sedangkan pemantauan neonatus dilakukan tiga kali pada tanggal 3 April 2023 sampai tanggal 11 April 2023 dengan hasil kondisi bayi Ny C baik. Ny. C berencana memberikan ASI Ekslusif pada bayinya. Secara keseluruhan asuhan kebidanan berkesinambungan sejak kehamilan trimester II hingga nifas selesai pada Ny. C berjalan dengan baik dan tidak ditemukan adanya penyulit atau masalah baik pada ibu maupun bayi. Diharapkan untuk ke depannya pelayanan KIA dan KB dilakukan secara berkesinambungan kepada semua ibu hamil dan calon ibu sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal. Saran untuk bidan agar dapat meningkatkan asuhan berkesinambungan dengan cara memantau secara ketat ibu dan janin sehingga ketika ditemukan komplikasi dapat dilakukan tindakan tepat sesuai prosedur dan kewenangan bidan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Pendidikan Profesi Bidan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyo |
Date Deposited: | 04 Nov 2024 07:00 |
Last Modified: | 04 Nov 2024 07:00 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/12424 |
Actions (login required)
View Item |