ANDRI SETIAWAN (2011) HUBUNGAN SUHU DAN KELEMBABAN RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KELURAHAN PANEMBAHAN YOGYAKARTA TAHUN 2011. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
Sampul KTIQ.docx Download (116kB) |
|
Text
BAB I KTIQ.docx Download (26kB) |
|
Text
BAB II KTIQ.docx Download (52kB) |
|
Text
BAB III KTIQ.docx Restricted to Registered users only Download (41kB) |
|
Text
BAB IV KTIQ.docx Restricted to Registered users only Download (40kB) |
|
Text
BAB V KTIQ.docx Download (19kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.docx Download (21kB) |
Abstract
Latar Belakang: Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia karena tingginya angka kejadian ISPA. Balita merupakan subyek yang rentan oleh penyakit ISPA. Pada balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahun. Kondisi perumahan dapat mempengaruhi derajat kesehatan. Salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan dari kondisi rumah yang kurang sehat adalah penyakit ISPA. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit ISPA pada balita adalah suhu dan kelembaban rumah. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah suhu dan kelembaban rumah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ISPA pada Balita di Wilayah Kelurahan Panembahan Yogyakarta pada Tahun 2011. Metode Penelitian: Penelitian survei ini untuk mengetahui hubungan variabel tersebut menggunakan rancangan penelitian case control study yang hasilnya di analisa secara analitik dan deskriptif dengan menggunakan uji analisa odds ratio dengan taraf signifikan 5 % dan derajat kebebasan 95 %. Sampel ditentukan berdasarkan hasil diagnosa pada rekam medik di Puskesmas Kraton dan dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kasus adalah balita penderita ISPA dan kelompok kontrol adalah balita bukan penderita ISPA. Lokasi penelitian ini berada di wilayah kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan objek penelitian kamar tidur balita. Instrument yang dipergunakan berupa thermohygrometer digital untuk mengukur suhu dan kelembaban, rollmeter untuk mengukur luas kamar dan ventilasi serta kuesioner untuk mengetahui biodata diri balita dan orang tua. Hasil Penelitian: Hasil uji analisis Odds ratio untuk masing-masing faktor yaitu : suhu : OR = 1,818 (95% CI=0,518 – 6,382; p value 0,347) dan kelembaban : OR = 4,030 (CI 95%=1,372 – 11,839); p value 0,010). Hasil tersebut menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban kamar tidur merupakan faktor risiko kejadian ISPA pada balita. Kesimpulan : Suhu dan kelembaban merupakan faktor risiko penyakit ISPA pada balita di wilayah Kelurahan Panembahan Yogyakarta. Oleh karena itu sebaiknya warga Kelurahan Panembahan untuk memperbaiki suhu dan kelembaban di dalam rumah dengan membiasakan diri membuka jendela setiap pagi dan siang hari sehingga terjadi sirkulasi udara. Kata Kunci : Suhu, Kelembaban, Rumah, ISPA, Balita
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Kesehatan Lingkungan > Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan |
Depositing User: | editor ed |
Date Deposited: | 01 Oct 2020 03:33 |
Last Modified: | 01 Oct 2020 03:33 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/4288 |
Actions (login required)
View Item |