“EFEKTIVITAS BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BUAH BINTARO (Cerberra odollam) PADA UMPAN TEPUNG IKAN TERI DAN TEPUNG KELAPA TERHADAP KEMATIAN TIKUS SEBAGAI RODENTISIDA BOTANI”

EVI LISTRIANTI (2014) “EFEKTIVITAS BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK BUAH BINTARO (Cerberra odollam) PADA UMPAN TEPUNG IKAN TERI DAN TEPUNG KELAPA TERHADAP KEMATIAN TIKUS SEBAGAI RODENTISIDA BOTANI”. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

[img] Text
Evi Listrianti.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
Official URL: http://poltekkesjogja.ac.id

Abstract

Tikus merupakan satwa liar yang telah berasosiasi dengan kehidupan manusia yang sering bersifat parasitisme karena menyebabkan kerugian bagi manusia. Pengendalian tikus selama ini masih menggunakan rodentisida sintetik yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, manusia dan hewan bukan sasaran. Dampak akibat pemakaian rodentisida sintetis dapat dikurangi dengan alternatif pemakaian rodentisida botanis dalam mengendalikan tikus. Buah bintaro dapat digunakan sebagai rodentisida botanis karena buah bintaro mengandung kandungan zat kimia cerberin sebesar 0,6% yang dapatmenghambat saluran ion kalsium dalam otot jantung sehingga mengakibatkan kematian. Berdasarkan penelitian Puspita Rahmiaty (2012) nilai LD 50 ekstrak etanol biji Cerbera odollam Gaertn terhadap mencit jantan yang diberikan secara oral sebesar 434,61 mg/kg BB. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan hasil nilaiLD 100 untuk mencit putih sebesar 24,36 mg/28 gram BB mencit. LD 100 ekstrak buah bintaro terhadap mencit putih jika ditambahkan pada umpan tepung ikan teri dan tepung kelapa didapatkan konsentrasi pemberian ekstrak buah bintaro sebesar 0,5%. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya konsentrasi ekstrak buah bintaro pada umpan tepung ikan teri dan tepung kelapa yang paling efektif terhadap kematian tikus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan Rancangan Post Test with Control Group Design menggunakan 3 perlakuan, 1 kontrol, dan 6 ulangan. Perlakuan variasi pemberian ekstrak buah bintaro dalam umpan tepung ikan teri dan tepung kelapa dengan a) konsentrasi 0,5%; b) konsentrasi 1%; c) konsentrasi 1,5%; dan d) konsentrasi 0%. Tiap perlakuan terdiri atas satu ekor mencit tiap kandang sebagai hewan uji, masing-masing diulang sebanyak enam kali. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 di Asrama 1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Rerata lama waktu yang dibutuhkan hingga tikus mati yang paling cepat adalah kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak buah bintaro konsentrasi 1,5% pada umpan tepung ikan teri dan tepung kelapa yaitu selama 4 hari, konsentrasi 1% selama 6 hari, dan rerata waktu yang paling lama untuk membunuh tikus adalah pada kelompok perlakuan dengan pemberian ekstrak buah bintaro konsentrasi 0,5% yaitu selama 7 hari. Berdasarkan hasil analisis statistic menggunakan SPSS dengan analisis Post Hoc LSD, pemberian ekstrak buah bintaro pada umpan tepung ikan teri dan tepung kelapa konsentrasi 1,5% adalah konsentrasi paling efektif. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengaplikasikan penggunaan ekstrak buah bintaro pada pengendalian tikus rumah. Kata Kunci : Ekstrak buah bintaro, tepung ikan teri, tepung kelapa, kematian tikus, rodentisida botani.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Kesehatan Lingkungan > Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan
Depositing User: editor ed
Date Deposited: 22 Oct 2020 04:09
Last Modified: 22 Oct 2020 04:09
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/4516

Actions (login required)

View Item View Item