Romadhona Lentera Putri (2020) PEMETAAN KEJADIAN PENYAKIT DBD DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2019. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
Abstrak (Intisari) ABSTRACT.pdf Download (367kB) |
|
Text
Appendices.pdf Download (2MB) |
|
Text
Awal.pdf Download (683kB) |
|
Text
Chapter 1.pdf Download (540kB) |
|
Text
Chapter II.pdf Download (649kB) |
|
Text
Chapter III.pdf Restricted to Registered users only Download (580kB) |
|
Text
Chapter IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
Conclution.pdf Download (404kB) |
|
Text
References.pdf Download (316kB) |
|
Text
JURNAL ROMADHONA_P07133117033.pdf Download (1MB) |
|
Text
KTI ROMADHONA_P07133117033.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Latar Belakang: Kasus DBD di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun ke tahun relatif tinggi, salah satunya di Kabupaten Sleman. Pada tahun 2017-2019 kabupaten ini mencatat terjadinya peningkatan jumlah kasus. Salah satu pemanfaatan teknologi penginderaan jarak jauh dalam bidang kesehatan berupa SIG adalah untuk memperoleh gambaran daerah-daerah yang rentan terhadap DBD. Upaya menghubungkan kejadian penyakit DBD dengan tingkat curah hujan pada suatu wilayah, dapat membantu menghasilkan kebijakan tepat yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan dalam menanggulangi penyakit ini. Tujuan: Mengetahui gambaran penyakit DBD di wilayah Kabupaten Sleman pada tahun 2019 yang dihubungkan dengan tingkat curah hujan Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan desain Ecological Study dengan pendekatan retrospektif, melalui teknik pemodelan SIG berupa overlay. Populasi penelitian adalah dua puluh lima wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Sleman. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan kriteria yaitu puskesmas yang wilayah kerjanya memiliki titik pos hujan. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh enam puskesmas, yaitu Gamping I, Prambanan, Sleman, Ngaglik I, Minggir dan Turi. Data curah hujan diperoleh dari BMKG Stasiun Klimatologi Kelas IV Mlati. Data kasus yang dianalisis adalah incidence rate DBD berdasarkan jumlah kasus yang tercatat di Dinas Kesehatan dan jumlah penduduk yang diperoleh dari BPS Kabupaten Sleman. Hasil: Di wilayah kerja Puskesmas Prambanan, keterkaitan antara incidence rate DBD dengan curah hujan adalah yang paling tinggi. Keterkaitan itu paling nampak pada lag-time dua bulan, yaitu kasus pada suatu bulan berkaitan erat dengan curah hujan dua bulan sebelumnya, sehingga di wilayah itu, curah hujan yang tinggi pada suatu bulan akan berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah kasus DBD pada dua bulan setelahnya Kesimpulan: Keterkaitan antara curah hujan dan kasus DBD pada lag-time tertentu dapat menjadi bagian dari sistem kewaspadaan dini penyakit ini. Kata Kunci : DBD, tingkat curah hujan, SIG, lag-time
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Kesehatan Lingkungan > Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyo |
Date Deposited: | 10 Jun 2021 08:06 |
Last Modified: | 31 Aug 2021 07:22 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/3263 |
Actions (login required)
View Item |