GAMBARAN VARIASI KONSENTRASI LARUTAN GIEMSA TERHADAP KUALITAS SEDIAAN TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH)

Anindita Nurmufidah (2020) GAMBARAN VARIASI KONSENTRASI LARUTAN GIEMSA TERHADAP KUALITAS SEDIAAN TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH). Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

[img] Text
1. Awal.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2. Abstract.pdf

Download (155kB)
[img] Text
3. Chapter 1.pdf

Download (282kB)
[img] Text
4. Chapter 2.pdf

Download (775kB)
[img] Text
5. Chapter 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (316kB) | Request a copy
[img] Text
6. Chapter 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (487kB) | Request a copy
[img] Text
7. Conclusion.pdf

Download (149kB)
[img] Text
8. References.pdf

Download (262kB)
[img] Text
9. Appendices.pdf
Restricted to Registered users only

Download (884kB) | Request a copy
Official URL: https://poltekkesjogja.ac.id

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : Pemeriksaan telur cacing dapat ditegakkan dengan pemeriksaan metode langsung menggunkan Eosin 2%. Pewarna Giemsa memiliki komposisi konsentrasi asam basa dan memiliki estimasi biaya lebih murah dibandingkan pewarna Eosin sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pewarnaan sediaan telur Soil Transmitted Helminth metode langsung (Natif). Tujuan penelitian : Untuk mengetahui kualitas telur Soil Transmitted Helminth menggunakan pewarna Giemsa 1%, 2%, 3%, 4%, 5% dan pewarna Eosin 2%. Metode Penelitian : Penelitian Pre-Eksperimental dengan cara sampel dibuat preparat dengan variasi konsentrasi pewarna Giemsa 1%, 2%, 3%, 4%, 5% kemudian dibandingkan dengan pewarna Eosin 2% sebagai gold standar kemudian dinilai kualitas lapang pandang, penyerapan warna dan bagian-bagian telur cacing menggunakan skor kriteria penilaian. Hasil Penelitian : Pewarna Giemsa konsentrasi 3% memiliki kualitas paling baik dengan latar belakang berwarna putih kontras, lebih mudah dan nyaman untuk membedakan dengan telur cacing, hasil embrio berwarna keunguan dengan warna biru keunguan pada dinding telur cacing Necator americanus / Ancylostoma duodenale. Pewarna Giemsa konsentrasi 1% dan 2% memiliki hasil warna embrio dan dinding telur yang terlalu lemah. Pewarna Giemsa konsentrasi 4% dan 5% memiliki hasil warna embrio dan dinding telur yang terlalu pekat samar-samar berwarna ungu. Pewarna Eosin 2% memiliki lapang pandang yang tidak nyaman dengan warna merah yang membuat hasil embrio berwarna merah keunguan dan dinding telur merah tua hampir menyerupai kotoran dari feses. Kesimpulan : Pewarna Giemsa 3% memiliki kualitas paling baik dengan efektifitas 150% dan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti Eosin 2% dalam pembuatan sediaan telur Soil Transmitted Helminths metode langsung. Kata Kunci : Soil Transmitted Helminths, Giemsa, Natif, Kualitas

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > QR Microbiology
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Teknologi Laboratorium Medis > Program Studi DIII Teknologi Laboratorium
Depositing User: Mahasiswa Polkesyo
Date Deposited: 14 Jul 2021 03:07
Last Modified: 07 Sep 2021 08:12
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/2689

Actions (login required)

View Item View Item