Avisha Mufidatul Khasanah (2020) PENERAPAN BLADDER TRAINING PADA PASIEN YANG TERPASANG KATETER TETAP DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
Abstract.pdf Download (191kB) |
|
Text
Awal.pdf Download (857kB) |
|
Text
Chapter1.pdf Download (112kB) |
|
Text
Chapter2.pdf Download (46kB) |
|
Text
Chapter3.pdf Restricted to Registered users only Download (115kB) |
|
Text
Chapter4.pdf Restricted to Registered users only Download (130kB) |
|
Text
Conclusion.pdf Download (39kB) |
|
Text
References.pdf Download (94kB) |
|
Text
Appendices.pdf Restricted to Registered users only Download (148kB) |
Abstract
Latar belakang: Pemasangan kateter dalam jangka waktu lama menyebabkan kandung kemih tidak dapat terisi dan berkontraksi sehingga kapasitas kandung kemih menurun atau hilang, apabila kateter di lepas maka akan terjadi komplikasi gangguan eliminasi. Bladder Training perlu dilakukan untuk mengembalikan fungsi kandung kemih ke keadaan normal atau ke fungsi optimal dengan latihan terstruktur sehingga interval berkemih menjadi panjang dan normal. Tujuan: Untuk mengetahui penerapan bladder training pada pasien yang terpasang kateter tetap dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi. Metodologi: Pencarian artikel menggunakan PubMed, Portal garuda, dan google scholar berupa hasil penelitian yang membahas bladder training sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Kejadian inkontinensia urine pada kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan kelompok intervensi karena dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin dimana semakin bertambah umur maka pengembalian fungsi berkemih semakin sulit dan inkontinensia lebih sering terjadi pada wanita karena perubahan fisik setelah persalinan. Semua jurnal menunjukkan adanya perbaikan fungsi berkemih setelah dilakukan bladder training. Penerapan teknik bladder training dilakukan dengan cara mengeklem selang kateter dengan penjepit klem selama 2-3 jam atau disesuaikan dengan respon pasien bisa merasakan sensasi berkemih atau belum, dan responden diberikan minum 200ml hingga 4 siklus sebelum kateter dilepas.. Diskusi: Bladder training akan menstimulasi kandung kemih yang menyebabkan kandung kemih meningkatkan kontrol pada dorongan/ rangsangan berkemih sehingga otot kandung kemih mempertahankan tonus dan fungsi berkemih kembali normal. Kesimpulan: Bladder training dilakukan dengan pengekleman kateter/sesuai respon berkemih pasien, apabila terdapat sensasi berkemih maka selang kateter dilepas. Bladder training terbukti berpengaruh dalam mengembalikan fungsi kandung kemih. Usia dan jenis kelamin mempengaruhi inkontinensia. Kata Kunci : Kateter, Bladder Training, Eliminasi Urine.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Keperawatan > Program Studi DIII Keperawatan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyo |
Date Deposited: | 08 Sep 2020 08:37 |
Last Modified: | 07 Sep 2021 08:09 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/2624 |
Actions (login required)
View Item |