PENERAPAN BATUK EFEKTIF PASCA NEBULASI PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG PENYAKIT DALAM

Wahyu Vika Febriyani (2020) PENERAPAN BATUK EFEKTIF PASCA NEBULASI PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI RUANG PENYAKIT DALAM. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

[img] Text
Awal.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Abstract.pdf

Download (473kB)
[img] Text
Chapter1.pdf

Download (601kB)
[img] Text
Chapter2.pdf

Download (624kB)
[img] Text
Chapter3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (502kB)
[img] Text
Chapter4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (481kB)
[img] Text
Conclusion.pdf

Download (572kB)
[img] Text
Reference.pdf

Download (481kB)
[img] Text
Appendices.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
Official URL: http://poltekkesjogja.ac.id

Abstract

Latar belakang: Batuk efektif dapat membantu pasien asma bronkhial dalam membersihkan jalan nafas akibat penumpukan sekret. Nebulasi atau nebulizer dapat membantu melonggarkan jalan nafas pasien dan mengencerkan sekret. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat ditangani dengan batuk efektif supaya jalan nafas kembali efektif. Tujuan: Mengetahui penerapan batuk efektif pasca nebulasi pada pasien asma bronkhial dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Metodologi: Pencarian artikel menggunakan Google Scholar, PubMed, dan Portal Garuda melalui beberapa kata kunci dan sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil: Penerapan batuk efektif dapat dilakukan pada pasien asma bronkhial dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Batuk efektif dilakukan setelah pemberian terapi nebulizer. Batuk efektif dilakukan 2 sampai 3 kali dalam sehari. Respon pasien dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik. Hasil suara ronkhi berkurang dan hanya terdengar pada dada sebelah kanan. Nebulizer, infrared dan terapi latihan dapat memperbaiki respiratory rate dan sesak nafas. Fisioterapi dan bantuan batuk dapat meningkatkan fungsi parameter paru. Sputum yang dikeluarkan melalui batuk efektif pada pagi hari rata-rata sebanyak 4-< 6 ml dan siang hari 2-< 3 ml. Frekuensi pernafasan sebelum batuk efektif 28.70 - 31.30 dan setelah dilakukan tindakan sebesar 25.18 – 28.92. Uji Wilxocon dengan nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan pengaruh pada bersihan jalan nafas anak ISPA. Uji Chi Square diperoleh p = 0,021 < 0,05 menunjukkan ada pengaruh batuk efektif terhadap pengeluaran sputum. Uji Mc Nemar diperoleh p = 0,006 (p< 0,05) menunjukkan ada pengaruh nafas antara nafas dalam dan batuk efektif terhadap bersihan jalan nafas pada pasien Tuberkulosis. Kesimpulan: Penerapan batuk efektif terbukti berpengaruh dan efektif untuk menangani pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas khususnya asma bronkhial. Perlu adanya penelitian lanjutan. Saran: Bagi bidang keperawatan dapat menggunakan intervensi batuk efektif pada pasien asma bronkhial dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Bagi peneliti selanjutnya dapat menerapkan batuk efektif pada pasien asma bronkhial. Kata Kunci: Batuk efektif, nebulasi, asma bronkhial, ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Keperawatan > Program Studi DIII Keperawatan
Depositing User: Mahasiswa Polkesyo
Date Deposited: 08 Sep 2020 07:58
Last Modified: 07 Sep 2021 08:07
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/2583

Actions (login required)

View Item View Item