Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny S Umur 26 Tahun Hamil dengan Risiko Sosial Ekonomi Rendah dan Lingkungan Perokok

SUFIANA INDARYANTI and Niken Meilani, S.SiT., M.Kes. and Hesty Widyasih, M.Keb., (2016) Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny S Umur 26 Tahun Hamil dengan Risiko Sosial Ekonomi Rendah dan Lingkungan Perokok. ["eprint_fieldopt_thesis_type_skripsi" not defined] thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

[img] Text
HALAMAN JUDUL-DAFTAR LAMPIRAN.pdf

Download (687kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (172kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (374kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (289kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (165kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (87kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (186kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (1MB)
Official URL: http://poltekkesjogja.ac.id

Abstract

Status sosial ekonomi rendah dan paparan rokok memiliki dampak pada hasil kehamilan. Dampak yang mungkin terjadi terhambatnya pertumbuhan janin intrauterin dan dapat mengalami anemia dalam kehamilan. Sehingga seorang ibu hamil memerlukan asuhan kebidanan berkesinambungan. Hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny S mengalami faktor ekonomi kurang dan suami perokok berat. Pada asuhan kehamilan Ny S mengalami anemia pada usia kehamilan 37+2 minggu, yaitu hemoglobin (Hb) 10 gr/dL. Persalinan normal di bidan praktik mandiri (BPM). Bayi baru lahir normal. Pada masa nifas mengalami anemia. Ketika nifas hari ke-7 Hb 10,6 gr/dL, kemudian diberikan intervensi penanganan anemia. Pada hari ke-28 dilakukan pemeriksaan Hb, dan hasilnya 11,2 gr/dL. Suami Ny S yang seorang perokok berat sudah bersedia merokok di luar rumah dan tidak dekat dengan ibu dan bayinya. Bidan memberi konseling pemantapan Kb IUD (Intra Uterine Device). Ny S telah menstruasi, kemudian memakai alat kontrasepsi IUD. Ibu yang mengalami anemia dalam kehamilan, ketika persalinan dapat melahirkan secara normal tanpa ada masalah. Bayi yang dilahirkan juga tidak ada masalah. Anemia dalam kehamilan memiliki kemungkinan terjadi anemia pada masa nifas. Sehingga memerlukan antisipasi dan intervensi sesuai dengan kasus, seperti pemberian Fe 2 kali perhari, konsumsi telur rebus 3 butir per hari, dan pantau gizi.

Item Type: Thesis (["eprint_fieldopt_thesis_type_skripsi" not defined])
Subjects: R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi DIII Kebidanan
Depositing User: analis
Date Deposited: 25 Sep 2019 02:30
Last Modified: 22 Jun 2020 03:43
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/1812

Actions (login required)

View Item View Item