Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada Ny. M Umur 35 Tahun G3P2Ab0Ah2 dengan Faktor Risiko Usia Ibu ≥ 35 Tahun di Puskesmas Ngampilan

SHINTA SUKMA DEWI and Sari Hastuti, MPH and Heni Puji Wahyuningsih, M. Keb. (2016) Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada Ny. M Umur 35 Tahun G3P2Ab0Ah2 dengan Faktor Risiko Usia Ibu ≥ 35 Tahun di Puskesmas Ngampilan. ["eprint_fieldopt_thesis_type_skripsi" not defined] thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

[img] Other
AWAL.PDF

Download (418kB)
[img] Other
BAB_I.PDF

Download (93kB)
[img] Other
BAB_II.PDF

Download (331kB)
[img] Other
BAB_III.PDF

Download (182kB)
[img] Other
BAB_IV.PDF

Download (188kB)
[img] Other
Bab_V.PDF

Download (170kB)
[img] Other
DAFTAR_PUSTAKA.PDF

Download (88kB)
[img] Other
LAMPIRAN.PDF

Download (1MB)
Official URL: http://poltekkesjogja.ac.id

Abstract

Cakupan penanganan komplikasi kebidanan digunakan dalam mengukur keberhasilam pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan. Indikator ini mengukur kemampuan Negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi. Pasien yang ditemukan di Puskesmas Ngampilan yakni ibu hamil dengan Faktor risiko usia ≥35 tahun yang termasuk dalam faktor risiko I yang dapat menyebabkan perdarahan dan hipertensi. Selama kehamilan, kelompok ibu hamil ini sehat tanpa ada keluhan yang membahayakan tetapi harus waspada karena ada kemunngkinan terjadi penyulit atau komplikasi dalam persalinan. Mempertimbangkan komplikasi kebidanan yang dapat terjadi, penulis tertarik memberikan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. M di Puskesmas Ngampilan. Pada kunjungan ke 8 Ny. M mengeluh kaki bengkak di saat bangun tidur dan pada kunjungan ke-9 mengeluh nyeri punggung bagian bawah. Saat itu hanya diberikan KIE mengenai keluhan ibu karena masih bersifat fisiologis. Persalinan dipilih Ny. M di Puskesmas Jetis dengan mempertimbangkan lokasi. Namun, persalinan Ny. M harus dilakukan perujukan ke RSUD Kota Jogja dikarenakan pada usia kehamilan 41 minggu tidak terdapat tanda-tanda persalinan. Persalinan Ny. M dilakukan dengan induksi misoprostol atas instruksi dari dokter. Bayi Ny. M lahir dengan penilaian awal aterm, ketuban jernih, menangis kuat, tonus otot baik sehingga dilakukan manajemen BBL. Masa nifas Ny. M dan masa neonatus bayi Ny. M berlangsung secara fisiologis dengan pembwrian KIE mengenai keluhan fisiologis. Dalam pemilihan KB dilakukan kunjungan pertama yakni mengenai pemilihan metode KB, didapatkan kesimpulan ibu masih bingung dan ingin berdiskusi dengan suami. Kunjungan KB yang kedua dilakukan dengan konseling pemantapan KB, didapatkan kesimpulan ibu memilih menggunakan KB MAL dan barier (kondom). Secara umum keluhan yang dirasakan pasien merupakan ketidaknyamanan fisiologis sehingga cukup diberikan intervensi berupa konseling. Pada saat persalinan dilakukan induksi dikarenakan belum ada tanda persalinan saat usia kehamilan 41 minggu. Induksi tersebut menurut beberapa sumber diterapkan guna menurunkan angka morbiditas dan mortalitas bayi. Asuhan kebidanan secara keseluruhan sudah baik, salah satunya pelayanan ANC sehingga perlu dipertahankan, dan dilakukan perbaikan perihal kelengkapan dokumentasi medis sehingga tidak terjadi kesenjangan data karena tidak terdokumentasikan, serta pelunya follow up pasien karena Ny. M sendiri belum menggunakan KB jangka panjang. Pasien diharapkan dapat mempertahankan sikap positif dan terbuka guna meningkatkan derajat kesehatannya.

Item Type: Thesis (["eprint_fieldopt_thesis_type_skripsi" not defined])
Subjects: R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi DIII Kebidanan
Depositing User: analis
Date Deposited: 25 Sep 2019 02:18
Last Modified: 22 Jun 2020 04:04
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/1810

Actions (login required)

View Item View Item