Wheny Haryuningsih* and Dwiana Estiwidani and Sari Hastuti (2018) HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016. ["eprint_fieldopt_thesis_type_skripsi" not defined] thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text
SKRIPSI FIX.pdf Download (2MB) |
Abstract
Indikator kesehatan bayi di Indonesia yang salah satunya adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dinilai masih tinggi, bahkan tertinggi di negara-negara ASEAN. AKB dilaporkan rata- rata 32/1000 kelahiran hidup menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia(SDKI) tahun 2012. Sedangkan target Sustainable Development Goals (SDG’s) untuk AKB adalah 20 per 1.000 KH pada tahun 2030. Menurut SDKI tahun 2012 , sekitar 57% kematian bayi terjadi pada bayi umur satu bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Jumlah kematian bayi di Kabupaten Bantul tahun 2016 tertinggi di DIY. Penyebab tertinggi kematian bayi adalah BBLR yaitu 30 (31,91%). Untuk mengetahui hubungan antara kejadian BBLR dengan kejadian kematian bayi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan case control. Lokasi penelitian di Kabupaten Bantul. Populasinya adalah seluruh kelahiran hidup di Kabupaten Bantul tahun 2016. Sampel penelitian diambil dengan purpossive sampling dan proportional random sampling. Data ditelusuri melalui Audit Maternal Perinatal (AMP) dan Laporan Pemantauan Wilayah setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) yang diambil secara sekunder, kemudian dilakukan uji statistic Chi Kuadrat dengan taraf signifikansi 95% untuk mengetahui korelasi kejadian BBLR dengan kejadian kematian bayi, dan untuk mengetahui keeratan hubungan dilakukan dengan Odd rasio. Angka kejadian kematian BBLR adalah 30 (75%), sedangkan angka kejadian BBLR yang tidak mengalami kematian sebanyak 12 (70%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,000, sehingga p<α(0,05), maka dapat disimpulkan ada korelasi yang signifikan antara kejadian BBLR dengan kejadian kematian bayi. Hasil analisis Odd Rasio 7,000 artinya BBLR mempunyai risiko 7,000 kali lebih tinggi untuk mengalami kematian daripada BBLN. BBLR mempunyai risiko terjadinya kematian sebesar 7,000 kali lebih besar dibandingkan dengan BBLN.
Item Type: | Thesis (["eprint_fieldopt_thesis_type_skripsi" not defined]) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Pendidikan Profesi Bidan |
Depositing User: | analis |
Date Deposited: | 17 Sep 2019 02:58 |
Last Modified: | 17 Sep 2019 02:58 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/1776 |
Actions (login required)
View Item |