HUBUNGAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN DAN MENTAL EMOSIONAL PADA BALITA USIA 36-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

Permata Putri, Winny Cinta (2024) HUBUNGAN STUNTING DENGAN PERKEMBANGAN DAN MENTAL EMOSIONAL PADA BALITA USIA 36-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER. Skripsi thesis, POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA.

[img] Text (COVER)
AWAL.pdf

Download (973kB)
[img] Text (ABSTRAK)
Abstract.pdf.pdf

Download (282kB)
[img] Text (BAB 1)
Chapter 1.pdf.pdf

Download (291kB)
[img] Text (BAB 2)
Chapter 2.pdf.pdf

Download (444kB)
[img] Text (BAB 4)
Chapter 4.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (479kB)
[img] Text (BAB 5)
Conclusion.pdf.pdf

Download (231kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
Appendices.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
SKRIPSI FIX.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)
[img] Text (BAB 3)
Chapter 3.pdf.pdf
Restricted to Registered users only

Download (435kB)

Abstract

Latar Belakang: Stunting dalam jangka pendek berisiko menyebabkan hambatan perkembangan kognitif, motorik, bahasa, sosial, dan permasalahan gangguan kecerdasan emosional bila dibandingkan dengan anak normal. Anak stunting akan lebih cenderung cemas dan rentan depresi, kepercayaan diri yang rendah dan menampakkan perilaku hiperaktif, hal ini akan berdampak pada keterlambatan perkembangan sebesar 20% tidak dilakukan intervensi dibandingkan dengan anak normal. Tujuan: Mengetahui hubungan stunting dengan perkembangan dan mental emosional balita. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort historik dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 responden 40 kelompok paparan (+) dan 40 kelompok paparan (-). Pengambilan data dengan Denver II, KMME dan Kuesioner PSDQ. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil: Berdasarkan analisis chi square diketahui bahwa stunting berhubungan terhadap keterlambatan perkembangan (p-value 0,003) dengan Risk Relative 1,933 kali lebih berisiko. Stunting berhubungan terhadap keterlambatan mental emosional (p-value 0,001) dengan Risk Relative 4,000 kali lebih berisiko. Berdasarkan analisis regresi logistik diketahui bahwa stunting (p-value 0,022) dan ekonomi (p-value 0,082) berhubungan terhadap keterlambatan perkembangan. Stunting (p-value 0,002) dan pola asuh (p-value 0,029) berhubungan terhadap keterlambatan mental emosional balita. Kesimpulan: Stunting merupakan variabel yang paling berhubungan dengan keterlambatan perkembangan dan mental emosional pada balita. Kata kunci: Stunting, perkembangan, mental emosional

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > RG Gynecology and obstetrics
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Depositing User: Mahasiswa Polkesyo
Date Deposited: 19 Aug 2024 05:15
Last Modified: 19 Aug 2024 05:15
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/17131

Actions (login required)

View Item View Item