Rini, Kori Kharisma (2023) PERBANDINGAN MADU KLANCENG DAN NEUTRAL BUFFERED FORMALIN 10% SEBAGAI FIKSATIF TERHADAP HISTOMORFOLOGI APENDIKS DENGAN PENGECATAN HEMATOKSILIN EOSIN. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text (Awal)
1. Awal (Sampul).pdf Download (731kB) |
|
Text (Abstract)
2. Abstract.pdf Download (236kB) |
|
Text (Chapter1)
3. Chapter1.pdf Download (250kB) |
|
Text (Chapter2)
4. Chapter2.pdf Download (981kB) |
|
Text (Chapter3)
5. Chapter3.pdf Restricted to Registered users only Download (343kB) |
|
Text (Chapter4)
6. Chapter4.pdf Restricted to Registered users only Download (887kB) |
|
Text (Conclusion)
7. Conclusion.pdf Download (7kB) |
|
Text (References)
8. References.pdf Download (301kB) |
|
Text (Appendices)
9. Appendices.pdf Restricted to Registered users only Download (923kB) |
Abstract
Latar Belakang: Fiksasi merupakan tahapan awal dalam histoteknik yang bertujuan untuk menyajikan struktur jaringan sesuai dengan aslinya “life-like state.” Selama puluhan tahun NBF (Neutral Buffered Formalin) telah menjadi standar baku emas agen fiksatif pada Laboratorium Patologi Anatomi. Formalin terbukti bersifat toksik, karsinogenik dan tidak ramah lingkungan. Madu telah digagas oleh banyak peneliti sebagai alternatif formalin untuk fiksasi jaringan. Hal ini dijelaskan dengan mekanisme senyawa madu membentuk ikatan silang dengan protein jaringan yang serupa dengan mekanisme reaksi fiksasi pada formalin. Banyak penelitian telah menyebutkan bahwa madu dengan konsentrasi 10% menyajikan jaringan yang paling baik mendekati NBF 10%. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbandingan kualitas histomorfologi apendiks pada lapisan muskularis eksterna yang difiksasi menggunakan 10% madu klanceng dengan 10% NBF dengan parameter warna dan morfologi inti sel, warna dan morfologi sitoplasma serta keutuhan jaringan. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain post-test only design. Data diperoleh dari 2 sampel apendiks yang diolah menjadi 120 data. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan gambar dan analitik menggunakan persentase frekuensi. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan frekuensi skor baik histomorfologi lapisan muskularis eksterna apendiks dengan parameter warna inti sel, morofologi inti sel, warna sitoplasma, morfologi sitoplasma dan keutuhan jaringan pada fiksatif madu klanceng sebesar 95%, 95%, 80%, 72% dan 75% sedangkan pada fiksatif NBF 10% sebesar 93%, 100%, 87%, 90%, dan 95%. Kesimpulan: Madu klanceng 10% belum bisa menggantikan NBF 10% sebagai alternatif fiksatif rutin sebab kualitas lapisan muskularis eksterna jaringan apendiks yang difiksasi menggunakan madu klanceng 10% hanya memiliki hasil yang lebih baik pada parameter warna inti sel namun tidak lebih baik pada parameter morfologi inti sel, warna dan morfologi sitoplasma serta keutuhan jaringan apabila dibandingkan dengan hasil pada fiksatif NBF 10%. Kata Kunci: fiksatif, NBF, alternatif, madu, apendiks, muskularis eksterna
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RZ Other systems of medicine |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Teknologi Laboratorium Medis > Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyo |
Date Deposited: | 13 Nov 2023 07:20 |
Last Modified: | 13 Nov 2023 07:20 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/14298 |
Actions (login required)
View Item |