PERBEDAAN METODE MINI–FLOTAC DENGAN SEDIMENTASI TERHADAP JUMLAH TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH)

Mukaromah, Nur (2023) PERBEDAAN METODE MINI–FLOTAC DENGAN SEDIMENTASI TERHADAP JUMLAH TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH). Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

[img] Text (Cover)
1. Awal (Sampul).pdf

Download (474kB)
[img] Text
2. Abstract.pdf

Download (34kB)
[img] Text
3. Chapter1.pdf

Download (59kB)
[img] Text
4. Chapter2.pdf

Download (168kB)
[img] Text
5. Chapter3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (147kB)
[img] Text
6. Chapter4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (134kB)
[img] Text
7. Conclusion.pdf

Download (32kB)
[img] Text
8. References.pdf

Download (110kB)
[img] Text
9. Appendices.pdf
Restricted to Registered users only

Download (318kB)
Official URL: http://poltekkesjogja.ac.id

Abstract

Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminth (STH) adalah infeksi paling umum dan terus menjadi masalah terutama di negara-negara berkembang. lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi global terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH), di Indonesia berkisar antara 45% hingga 65% kasus infeksi memiliki tingkat kematian yang sangat rendah tetapi menghasilkan morbiditas yang dapat berdampak jangka panjang pada kualitas hidup. Diagnosis feses menjadi pemeriksaan gold standar mendeteksi adanya infeksi Soil Transmitted Helminth (STH), salah satunya adalah metode Mini-FLOTAC dan sedimentasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan dan rerata selisih antara metode Mini-FLOTAC dengan metode sedimentasi terhadap jumlah telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH). Jenis penelitian ini adalah penelitian Observasional analitik dengan desain penelitian Cross-sectional. Data yang didapatkan diuji menggunakan uji Mann-Whitney U menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada metode Mini-FLOTAC ditemukan sebanyak 76 telur cacing dengan rerata 4,75, sedangkan pada metode sedimentasi ditemukan sebanyak 360 telur cacing dengan rerata 21,94. Rerata selisih antara metode Mini-FLOTAC dengan metode sedimentasi adalah 17,19. Hasil analisis statistic uji Mann-Whitney U dengan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,00 (p < 0,05). Kesimpulan penelitian adalah metode Mini-FLOTAC dapat mendeteksi telur cacing Ascaris lumbricoides (69,73%) dan Trichuris trichura (30,27%), sedangkan pada metode sedimentasi dapat mendeteksi telur cacing Ascaris lumbricoides (95,55%), Trichuris trichura (3,33%) dan cacing tambang (1,11%). Metode Mini-FLOTAC efektif untuk mendeteksi telur cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichura, sedangkan metode sedimentasi efektif untuk mendeteksi telur cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichura dan cacing tambang. Kata Kunci; Telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH), Mini-FLOTAC, Sedimentasi

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > RZ Other systems of medicine
Divisions: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan Teknologi Laboratorium Medis > Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis
Depositing User: Mahasiswa Polkesyo
Date Deposited: 13 Nov 2023 07:05
Last Modified: 13 Nov 2023 07:05
URI: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/14242

Actions (login required)

View Item View Item