Aprila, Silviana (2023) Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada Ny. E Umur 27 Tahun G1P0AB0AH0 UK 37 Minggu 1 Hari dengan Kehamilan Normal di Puskesmas Wirobrajan. Other thesis, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Text (Cover)
1. Awal.pdf Download (350kB) |
|
Text (BAB I)
2. Chapter 1.pdf Download (105kB) |
|
Text (BAB II)
3. Chapter 2.pdf Download (360kB) |
|
Text (BAB III)
4. Chapter 3.pdf Download (159kB) |
|
Text (Kesimpulan)
Conclusion.pdf Download (39kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
Reference.pdf Download (104kB) |
|
Text (Lampiran)
Appendices.pdf Download (1MB) |
|
Text (Tugas Akhir)
SILVIANA APRILA_P07124522049.pdf Download (1MB) |
Abstract
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi masih tinggi di dunia, terutama di negara-negara berkembang, sebanyak 99% kematian ibu disebabkan oleh masalah persalinan atau kelahiran1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ikrawanty Ayu W, Melisa Febrianti dan Ana Octaviani (2019) yang berjudul Faktor yang Berhubungan Terhadap Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSIA Sitti Khadijah I Makassar Tahun 2019 mengatakan bahwa dalam proses persalinan terdapat komplikasi yang mengakibatkan kematian ibu yaitu perdarahan 60%, Infeksi 25%, Gestosis 10%, penyebab lain 5%. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu sebagian besar merupakan akibat dari adanya komplikasi/penyulit kehamilan, seperti koriamnionitis, infeksi saluran kemih, dan sebanyak 65% adalah karena ketuban pecah dini (KPD) yang banyak menimbulkan infeksi pada ibu dan bayi2. Insidensi KPD di Indonesia mencapai 4,5% sampai 7,6 % dari seluruh kehamilan. Prevalensi komplikasi KPD aterm mencapai 8%, sedangkan KPD preterm mencapai 1% dari seluruh kehamilan di dunia3. Pada sebagian besar ibu bersalin dengan KPD yaitu antara umur kehamilan 37 - 42 minggu. Saat mendekati persalinan terjadi peningkatan matrix metalloproteinase yang cenderung menyebabkan KPD dan pada trimester akhir akan menyebabkan selaput ketuban mudah pecah dikarenakan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Sedangkan pada paritas yang mengalami terjadinya ketuban pecah dini merupakan Indeks kehamilan resiko tinggi adalah paritas 1 dan >3, merupakan terjadi pembesaran uterus dan peregangan berulang sehingga mudah terjadi KPD. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal2. Kunjungan ANC tidak ditemukan masalah pada kehamilan ibu. HPHT pada tanggal 31 Maret 2022 dan HPL pada tanggal 5 Januari 2023. Pada tanggal 22 Desember 2022 pukul 02.00 WIB ibu mengalami pecah ketuban, ibu datang ke Puskesmas Tegalrejo dan akhirnya dirujuk ke RS Pratama Yogyakarta pada pukul 12.30 WIB karena tidak ada pembukaan. Pada tanggal 22 Desember 2022 ibu bersalin di RS Pratama Yogyakarta secara sectio caesaria atas indikasi KPD dan fetal compremaised. Bayi lahir sehat tanpa komplikasi. Bayi lahir cukup bulan dengan berat 2675 gr dan Panjang 45 cm. Selama masa nifas ibu tidak mengalami komplikasi. Bayi sehat dalam masa neonatus. Ibu memutuskan untuk menggunakan KB IUD Post Plasenta. Kesimpulan dari asuhan ini adalah ibu hamil primigravida normal. Pada persalinan mengalami KPD dan bayi yang dilahirkan sehat tanpa masalah namun sempat mengalami ikterus fisiologis dan sudah dapat diatasi serta ibu juga merupakan akseptor KB IUD Post Plasenta. Saran untuk bidan agar dapat meningkatkan asuhan secara berkesinambungan dengan cara memantau secara ketat ibu dan janin sehingga ketika ditemukan komplikasi dapat dilakukan tindakan tepat sesuai prosedur.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Divisions: | Poltekkes Kemenkes Yogyakarta > Jurusan kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan > Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Pendidikan Profesi Bidan |
Depositing User: | Mahasiswa Polkesyo |
Date Deposited: | 04 Nov 2024 08:38 |
Last Modified: | 04 Nov 2024 08:38 |
URI: | http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/12605 |
Actions (login required)
View Item |